18 Okt 2012

Ada Apa di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah?

Adakah keutamaan sepuluh hari pertam bulan Dzulhijjah dibanding dengan hari-hari lainnya? Amalan apakah yang disunnahkan untuk di kerjakan diwaktu-waktu tersebut? Ahamdulillah, Diantara waktu-waktu yang agung adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Dimana Allah Ta’ala mengutamakannya diantara hari-hari yang lain. Dari Ibnu Abbas radhiallahu”anhuma dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ﻣﺎ ﻣﻦ ﺃﻳﺎﻡ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻓﻴﻬﻦ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻳﺎﻡ ﺍﻟﻌﺸﺮ . ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻻ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ !! ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺇﻻ ﺭﺟﻞ ﺧﺮﺝ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻭﻣﺎﻟﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺟﻊ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺑﺸﻲﺀ ( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 2/457 “Tidak ada amalan shalih yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan di sepuluh hari ini (hari-hari pertama bulan Dzulhijjah). Maka para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah? ” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah. Kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya namun tidak ada satupun yang kembali.” (HR. Bukhari 2/457) Juga dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ﻣﺎ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺃﺯﻛﻰ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ، ﻭﻻ ﺃﻋﻈﻢ ﺃﺟﺮﺍ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ ﻳﻌﻤﻠﻪ ﻓﻲ ﻋﺸﺮ ﺍﻷﺿﺤﻰ . ﻗﻴﻞ : ﻭﻻ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ، ﺇﻻ ﺭﺟﻞ ﺧﺮﺝ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻭﻣﺎﻟﻪ ، ﻓﻠﻢ ﻳﺮﺟﻊ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺑﺸﻲﺀ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻲ 1/357 ﻭﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺣﺴﻦ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻹﺭﻭﺍﺀ 3/398 “Tidak ada satupun amalan yang lebih bagus dan lebih besar pahalanya disisi Allah ‘azza Wa Jalla daripada amalan kebaikan yang dikerjakan di sepuluh hari bulan berkurban (Dzulhijjah).” Beliau ditanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah?” beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan tidak ada satupun yang kembali darinya.” (Diriwayatkan Ad-Darimy 1/357 dengan sanad hasan sebagaimana tercantum dalam Irwa’ 3/398) Dalil-dalil diatas dan dalil yang lainnya menunjukkan akan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dibandingkan dengan hari-hari lainnya tanpa terkecuali sekalipun sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi malam hari di sepuluh terakhir bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan dengan sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Karena dimalam itu diturunkan Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 5/412) Oleh karena itu, seorang muslim sudah sepantasnya membuka amalan di hari pertama bulan Dzuhijjah dengan taubat yang murni kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Kemudian memperbanyak amalan-amalan shalih apapun bentuknya (tanpa mengkhususkan amal tertentu- terj) dan memusatkan konsentrasinya pada amalan berikut: 1. Puasa Seorang muslim disunahkan berpuasa di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam memberi dorogan untuk beramal di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sementara puasa adalah salah satu amalan yang utama. Dan sungguh Allah Ta’ala telah memilih ibadah puasa untuk diri-Nya. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah Ta’ala berfirman, “Semua amalan Bani Adam untuk dirinya kecuali puasa. Karena amalan ini untuk-Ku, dan aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari 1805) Dan Nabi shallallahu’alaihi wasallam juga berpuasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid dari istrinya, dari sebagian istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Ia berkata, ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺼﻮﻡ ﺗﺴﻊ ﺫﻱ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻭﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻬﺮ . ﺃﻭﻝ ﺍﺛﻨﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﻭﺧﻤﻴﺴﻴﻦ ” ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ 4/205 ﻭﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ 2/462 “Dahulu Nabi shallallahu’alaihi wasallam berpuasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah, hari ‘Asyura, tiga hari setiap bulan dan hari senin pertama pada setiap bulan dan di dua kamis.” (Dikeluarkan oleh An-Nasai 4/205 dan Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 2/462) 2. Memperbanyak tahmid, tahlil dan takbir (takbiran) Disunnah membaca tahmid, takbir, tahlil dan tasbih di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan mengeraskan bacaannya tatkala di masjid, di rumah, di jalan-jalan dan setiap tempat yang dibperbolehkan untuk berdzikir kepada Allah. Demikian ini dilakukan untuk menampakkan syiar ibadah, sekaligus pengumuman (bagi orang lain yang belum tahu keutamaan bulan Dzulhijjah -penj) mengagungkan Allah Ta’ala. Mengeraskan bacaan ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, sementara perempuan, cukup dengan suara yang lirih. Allah Ta’ala berfirman, ﻟﻴﺸﻬﺪﻭﺍ ﻣﻨﺎﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﻭﻳﺬﻛﺮﻭﺍ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺃﻳﺎﻡ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺭﺯﻗﻬﻢ ﻣﻦ ﺑﻬﻴﻤﺔ ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ ( ﺍﻟﺤﺞ. 28/ “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak.” (QS. Al Hajj: 28) Jumhur berpendapat makna kalimat, al ayyamul ma’lumat adalah sepuluh hari pertama bulan Dzuhijjah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, “ l Ayyam Al ma’lumat yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Dalil lainnya hadits yang dibawkan Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda, ”Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan pada hari-hari yang sepuluh ini, maka perbanyaklah membaca tahlil, takbir dan tahmid.” (Diriwayatkan Ahmad 7/224 dengan sanad hasan menurut Ahmad Syakir) Adapun bacaan takbiran diantaranya kalimat: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallah, wallahu Akbar walillahil hamd. Atau kalimat takbiran bacaan lainnya. Di zaman sekarang ini membaca takbir menjadi amalan yang ditinggalkan, terutama di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, hampir tidak pernah kita dengar, kecuali dari segelintir orang. Karena itu, hendaknya takbiran ini dibaca dengan suara keras demi menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus mengingatkan orang-orang yang lalai. Terdapat riwayat yang shahih bahwasanya Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu’anhuma mereka berdua pergi ke pasar pada sepuluh hari Dzulhijah. Keduanya bertakbir hingga orang-pun ikut bertakbir sebagaimana beliau berdua bertakbir. Dan yang dimaksudkan “orang-orang bertakbir dengan bacaan takbir ” adalah membaca takbir secara sendirian tidak berjama’ah dengan satu suara karena takbir jama’ah ini bukan termasuk ajaran syari’at. Sesungguhnya menghidupkan sunnah yang hampi-hampir saja dilupakan orang termasuk amalan yang mendatangkan pahala yang besar. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam, “ﻣﻦ ﺃﺣﻴﺎ ﺳﻨﺔ ﻣﻦ ﺳﻨﺘﻲ ﻗﺪ ﺃﻣﻴﺘﺖ ﺑﻌﺪﻱ ﻓﺈﻥ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﺟﺮ ﻣﺜﻞ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺑﻬﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻥ ﻳﻨﻘﺺ ﻣﻦ ﺃﺟﻮﺭﻫﻢ ﺷﻴﺌﺎ ( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ 7/443 ﻭﻫﻮ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﻟﺸﻮﺍﻫﺪﻩ “Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku yang telah hilang sepeninggalku maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang-orang yang megikutinya tanpa dikurangi sedikitpun.” [Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi 7/443, hadist tersebut hadits hasan dengan syawahid (hadits penguat)] 3. Menunaikan haji dan umrah Sesungguhnya amalan yang paling utama yang dilakukan selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah haji di Baitullah. Siapa yang Allah beri taufiq untuk menunaikan ibadah haji di rumah-Nya dan melakukan syarat-syarat serta rukun-rukun haji sebagaimana yang dituntunkan syariat maka insyaallah dia termasuk orang yang disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam hadits berikut, “Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuai surga”. 4. Berkurban Diantara amalan shalih selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai bentuk taqarrub kepada Allah adalah dengan menyembelih hewan kurban yang baik dan yang gemuk serta menginfakkan harta dijalan Allah. Untuk itu, bersegeralah memanfaatkan waktu dihari-hari yang agung tersebut sebelum menyesal seperti penyesalan orang lalai atas apa yang ia lakukan dan sebelum ia diminta pulang sementara belum terjawab apa yang ia tanyakan. Sumber: http://islamqa.info/ar/ref/49042 Penerjemah: Tim Penerjemah Muslimah Muroja’ah: Ust. Ammi Nur Baits

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih anda sudah berkunjung ke blog kami

Terjemahan